
Bayangin kamu lagi jalan sendirian di lorong stasiun. Sepi. Lampu kedip-kedip. Suara langkahmu sendiri malah terdengar kayak orang lain yang ngikutin dari belakang. Nggak ada pintu keluar. Nggak ada penjelasan. Tapi kamu terus jalan… karena itu satu-satunya hal yang bisa kamu lakukan.
Inilah vibe dari Exit 8, film horor psikologis Jepang terbaru yang langsung jadi bahan omongan setelah trailernya tayang. Bukannya langsung nampilin hantu atau darah, film ini main di atmosfer yang bikin kamu ngerasa gak nyaman sejak detik pertama. Rasanya kayak stuck di mimpi buruk yang enggak pernah bangun-bangun.
Dan lebih ngeri lagi semua yang kamu lihat di layar terasa… akrab. Tapi juga salah. Kayak dj vu yang berubah jadi kabar buruk.
ita film ini simpel tapi ngena. Seorang pria (diperankan Kazunari Ninomiya) tiba-tiba terjebak di lorong bawah tanah stasiun kereta, di tempat yang disebut Exit 8. Ia terus berjalan, berharap ketemu jalan keluar, tapi setiap belokan cuma ngasih lebih banyak pertanyaan. Tanda-tanda berubah. Poster di dinding beda. Orang lewat, tapi nggak nyapa. Realitas jadi blur.
Yang bikin film ini beda adalah di film ini gak ada yang namanya monster. Gak ada scream queen. Yang kamu hadapi adalah rasa panik perlahan, kayak pas kamu lagi sendirian malam-malam dan tiba-tiba suara kulkas kedengeran… salah.
Bisa dibilang ini bukan horor buat ditonton rame-rame sambil teriak-teriak. Ini jenis horor yang bikin kamu mikir, “Eh tadi lorongnya kayak gini gak sih?” dan mulai meragukan ingatanmu sendiri. Dan ya, itu justru yang bikin ngeri.
Dari Game ke Layar Lebar: Exit 8 dan Teror yang Familiar
Sebelum jadi film yang diputar di Cannes, Exit 8 adalah sebuah game indie horror yang viral banget di kalangan pecinta walking simulator. Judul aslinya: The Exit 8. Gameplay-nya? Gak ada lari-larian. Gak ada jumpscare brutal. Kamu cuma… jalan.
Tapi justru itu horornya.
Di dalam game, kamu menyusuri lorong stasiun yang “kelihatannya biasa” sampai kamu sadar ada yang sedikit… aneh. Seorang NPC berkedip nggak normal. Poster berubah tanpa alasan. Bayanganmu gak cocok sama arah lampu. Saat itu terjadi, kamu harus putar balik secepat mungkin. Kalau kamu cuek dan tetap jalan? Ulang dari awal.
Meski kelihatan simpel, The Exit 8 berhasil bikin 1,5 juta orang ngeri bareng. Versi VR-nya di Meta Quest 2 bahkan lebih gila, seakan kamu benar-benar terjebak di dalam mimpi buruk tak berujung. Sensasi gamenya yang pelan, sabar, tapi bikin jantung deg-degan… itulah yang dibawa sutradara ke layar lebar.
Tayang Perdana di Cannes: Standing Ovation 8 Menit!
Film Exit 8 debut di sesi Midnight Screening Festival Film Cannes 2025 dan hasilnya bikin merinding massal. Bukan cuma karena visual dan atmosfernya yang terjaga rapi, tapi juga karena pengalaman imersif yang dibangun dari menit pertama.
Penonton di Cannes ngasih standing ovation selama 8 menit penuh, yang lucunya, pas banget dengan jumlah pintu “exit” yang dilalui karakter di film (easter egg yang disadari fans setia gamenya). Dengan atmosfer yang bikin merinding tanpa harus berisik, Exit 8 jadi salah satu pembukaan film adaptasi game paling sukses dalam sejarah Cannes.
Performansi & Unsur Gaya: Teror yang Tidak Teriak
Kazunari Ninomiya membuktikan lagi bahwa dia bukan cuma idol. Dikenal sebagai member Arashi, kali ini ia menjelma jadi sosok pria biasa yang tersesat dalam ketakutan luar-dalam. Nggak ada jeritan dramatis, nggak ada darah. Tapi ekspresi kosong, napas tercekat, dan tatapan yang makin kehilangan arah semua itu bikin penonton ikut sesak.
Kenapa Exit 8 Auto Masuk Watchlist?
Kalau kamu termasuk penonton yang mulai lelah dengan film horor yang hanya mengandalkan kejutan visual dan hantu-hantuan biasa, Exit 8 menawarkan pengalaman yang berbeda. Ini bukan tipe film yang membuatmu berteriak karena kaget, melainkan membuatmu gelisah dalam diam. Sensasi horornya datang pelan-pelan, menempel di kepala, dan terus menghantui setelah film selesai.
Exit 8 dijadwalkan tayang di bioskop Jepang pada 29 Agustus 2025. Setelah pemutaran perdananya yang sukses di sesi Midnight Screening Festival Film Cannes, film ini juga direncanakan untuk masuk ke sejumlah festival film internasional dan jaringan bioskop global mulai September 2025. Meski belum diumumkan secara resmi kapan masuk ke Indonesia, antusiasme tinggi dari penonton regional membuat peluang tayang di Asia Tenggara sangat terbuka.
Exit 8 bukan hanya film horor, tapi juga semacam eksperimen kesadaran. Ia mempertanyakan: berapa banyak dari kita yang terjebak dalam “lorong” kehidupan yang terasa familiar, tapi diam-diam menguras jiwa? Seperti karakter utamanya, kita terus berjalan, melihat tanda-tanda aneh, tapi tetap maju karena tak tahu cara keluar.
Di tengah dunia digital yang penuh algoritma, echo chamber, dan timeline yang seperti berulang, Exit 8 terasa relevan. Bukan soal hantu atau jumpscare. Tapi tentang ruang sunyi, gangguan batin, dan kebingungan eksistensial yang pelan-pelan bisa menghancurkan.