Penjualan mobil listrik (BEV) nasional sepanjang 2024 mengalami kenaikan yang signifikan dibanding 2023. Ini menandakan penyerapan pasar jenis kendaraan ini mulai masif di Indonesia.
Data wholesales (distribusi dari pabrik ke diler) Gaikindo mengungkap, tahun lalu market share BEV mencapai 5 persen atau mencapai 43.188 unit dari total penjualan roda empat dan lebih sebanyak 865.723 unit.Sementara pada 2023, pangsa pasar BEV masih sebesar 1,7 persen atau sebanyak 17.051 unit dari total penjualan sebanyak 1.005.802 unit.
Kendati terus mengalami pertumbuhan positif, Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengaku belum mengeset target penjualan mobil listrik di Indonesia. Hanya saja Gaikindo memproyeksikan BEV pada tahun ini bisa mencapai 45 ribu unit.
“Kami enggak target karena jalanin aja sebagai industri, mana yang diminati masyarakat ya itu yang kami buat,” kata Kukuh di acara Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang Insentif dari Pemerintah di Jakarta, Selasa (14/1).
Kalau semula mobil listrik harganya di atas Rp 800 ribu atau kemudian yang harganya rendah mobilnya kecil. Nah sekarang variannya banyak, tinggal pilihannya masyarakat,” lanjutnya.
Mobil hybrid masih dominasi segmen elektrifikasi
Pada data yang sama, segmen mobil hybrid pada tahun lalu masih mendominasi pasar kendaraan elektrifikasi Indonesia –termasuk BEV dan PHEV.
Secara total market share elektrifikasi 11,9 persen, sementara hybrid memegang pangsa pasar 6,9 persen dengan penjualan mencapai 59.903 unit.
Trennya serupa BEV di atas, di mana mobil hybrid dan PHEV juga mencatat pertumbuhan positif setiap tahunnya sejak 2019, saat segmen ini memulai penetrasi